Organisai internasional adalah suatu
organisasi yang dibuat oleh anggota masyarakat internasional secara suka rela
atau atas dasar kesamaan yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dalam tata
hubungan internasional. Secara umum organisasi internasional dapat diartikan
sebagai organisasi beberapa negara yang berkedudukan sebagai subyek hokum
internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional.
A. Gerakan Non Blok (GNB)
Gerakan Non Blok (non-aligned)
merupakan organisasi negara-negara yang tidak memihak Blok Barat maupun Blok
Timur. Berdirinya Gerakan Non Blok di latar belakangi oleh hal-hal sebagai
berikut.
(i)
Diilhami
Konferensi Asia-Afrikadi Bandung (1955)di mana negara-negara yang pernah
dijajah perlu menggalang solidaritas untuk melenyapkan segala bentuk
kolonialisme.
(ii)
Adanya krisis Kuba pada tahun 1961di mana Uni
Soviet membangun pangkalan peluru kendali secara besar-besaran di Kuba, hal ini
mangakibatkan Amerika Serikat merasa terancam sehingga suasana menjadi tegang.
Ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur ini mendorong terbentuknya GNB.
Adapun
berdirinya Gerakan Non Blok diprakarsai oleh :
(a) Presiden Soekarno dari Indonesia,
(b) Presiden Gamal Abdul Nasser dari Republik Persatuan
Arab-Mesir,
(c) Perdana Menteri Pandith Jawaharlal Nehru dari India,
(d) Presiden Josep Broz Tito dari Yugoslavia, dan
(e) Presiden Kwame Nkrumah dari Ghana.
1. Tujuan Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok bertujuan meredakan
ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
2. Pengaruh dari Gerakan Non Blok
Gerakan
Non Blok mempunyai pengaruh yang besar di antaranya sebagai berikut.
(a) Pernyataan dari kedua negara adikuasa (Amerika Serikat
dan Uni Soviet) untuk mengurangi senjata-senjata nuklirnya.
(b) Gencatan senjata antara Irak dan Iran.
(c) Usaha penyelesaian sengketa di Kamboja secara damai.
(d) Penarikan pasukan Uni Soviet dari Afganistan.
(e) Meningkatkan hubungan kerja sama di bidang ekonomi antar
anggota Gerakan Non Blok dan dengan negara-negara maju di luar Gerakan Non
Blok.
3. Peranan Indonesia dalam Gerakan Non
Blok
(a) Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB.
(b) Iku memprakarsai berdirinya Gerakan Non Blok dengan
menandatangani Deklarasi Beograd
sebagai hasil Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non Blok I pada tanggal 1-6
September 1961.
(c) Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu
Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia
sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
(d) Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di
kawasan bekas Yogoslavia pada tahun 1991.
(e) Indonesia sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Tingkat
Tinggi Gerakan Non Blok X yang berlangsung pada tanggal 1-6 September 1992 di
Jakarta.
(f) Ekspor dan impor perdagangan Indonesia
dengan negara anggota GNB.
B. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebuah organisasi
internasional yang anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini
dibentuk untuk memfasilitasi dalam hokum internasional, keamanan internasional,
pengembangan ekonomi, perlindungan social, hak asasi, dan pencapaian perdamaian
dunia.
PBB
didirikan oleh San Francisco
pada 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC. Namun
siding umum yang pertama dihadiri oleh wakil dari negara baru berlangsung pada
10 Januari 1946 di Church House, London.
Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah organisasi yang mirip bernama Liga
Bangsa-Bangsa yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.
1. Asas dan Tujuan PBB
a. Asas PBB
Asas
Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah sebagai berikut.
1) Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara
anggota.
2) Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota.
3) Penyelesaian sengketa secara damai.
4) Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB
sesuai ketentuan Piagam PBB.
5) PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara
anggota.
b. Tujuan PBB
Tujuan
Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.
1) Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2) Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa
berdasarkan asas-asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan
tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3) Mengembangkan kerjasama internasional dalam
memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan.
Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
4) Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta
kebebasan atau kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, dan agama.
5) Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam
mencapai kerjasama yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
2. Peranan Indonesia dalam PBB
Republik Indonesia tidak hanya menerima
bantuan dari PBB akan tetapi juga berperan aktif baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap PBB, yakni sebagai berikut.
(a) Secara tidak langsung, Indonesia ikut menciptakan
perdamaian dunia melalui kerja sama dalam konferensi Asia Afrika, ASEAN, maupun
Gerakan Non Blok.
(b) Secara langsung yakni Indonesia mengirimkan Pasukan
Garuda atau Kontingen Garuda (KONGA) sebagai sumbangan terhadap PBB untuk
menciptakan perdamaian dunia.
Tabel :
Pengiriman Pasukan Garuda
No
|
Pasukan
|
Unit PBB
|
Tempat
Bertugas
|
Tahun
|
1
|
KONGA I
|
UNEF
|
Timur Tengan (sekitar Terusan Suez)
|
8 Januari 1957
|
2
|
KONGA II
|
UNOC
|
Zaire (Kongo Belgia)
|
1960 - 1961
|
3
|
KONGA III
|
UNOC
|
Zaire (Kongo Belgia)
|
1962 - 1964
|
4
|
KONGA IV
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973 - 1975
|
5
|
KONGA V
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973
|
6
|
KONGA VI
|
ICCS
|
Vietnam
|
1973
|
*dst.
(c) Pada tahun 1985 Indonesia
membantu PBB yakni memberikan bantuan pangan ke Ethiopia pada waktu dilanda bahaya
kelaparan. Bentuan tersebut disampaikan pada peringatan Hari Ulang Tahun FAO
ke-40.
(d) Indonesia pernah dipilih sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB pada tahun 1973-1974.
(e) Berdasarkan Frago (Fragmentery Order) Nomor 10/10/08
tanggal 30 Oktober 2008, penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi
perdamaian dunia di Lebanon Selatan.
(f) Peran serta Indonesia dalam rangka mewujudkan
perdamaian dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
social.
(g) Indonesia telah berpartisipasi dalam 4 operasi pemeliharaan
perdamaian PBB (UNPKO) sejak UNEF (Un Emergency Forces) di Sinai tahun 1957.
(h) Penyumbang pasukan / Polisi / Troops / Police
(Contributing Country) dengan jumlah personil sebanyak 1.618. Saat ini Indonesia
terlibat aktif 6 UNPKO yang tersebar di 5 Negara.
(i) Pengiriman PKD dibawah bendera PBB menunjukkan
komitmen kuat bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang cinta damai.
(j)
Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945. Mesir segera mengadakan siding menteri luar negeri negara-negara Liga
Ararb pada 18 Nove,ber 1946. mereka menetapkan tentang pengakuan kemerdekaan TI
sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah pengakuan
De Jure menurut hokum internasional.
(k) Awal pekan ini Indonesia berhasil terpilih sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada pemilihan yang dilakukan Majelis
Hukum PBB melalui pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari
keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak pilih.
C. Konferensi Asia Afrika (KAA)
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika adalah sebuah
konferensi antara negara-negara Asia dan
Afrika yang kebanyakan beru saja memperoleh kemerdekkaan. KAA diselenggarakan
oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India, dan
Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan
ini berlangsung antara 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka, Dandung, Indonesia.
Tujuannya mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan
melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau
negara imperalis lainya.
1. Latar Belakang Diselenggarakannya
Konferensi Asia-Afrika
(a) Bangsa-bangsa Asia-Afrika memiliki persamaan nasib
dan sejarah yakni sama-sama menjadi sasaran penjajahan bangsa-bangsa Eropa.
(b) Semakin meningkatnya kesadaran bangsa-bangsa
Asia-Afrika yang masih terjajah untuk memperoleh kemerdekaan.
(c) Perubahan politik yang terjadi setelah Perang Dunia
II berakhir yakni situasi internasional diliputi kecemasan akibat adanya
perlombaan senjata antara Blok Barat dan Blok Timur.
(d) Diantara bangsa-bangsa Asia
yang telah merdeka masih belum terdapat kesadaran untuk bersatu, yang kemudian
Rusia dan Amerika Serikat ikut melibatkan diri dalam masalah tersebut.
2. Tujuan Konferensi Asia-Afrika
(a) Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar
bangsa-bangsa Asia-Afrika, serta untuk menjajagi dan melanjutkan kepentingan
timbal balik maupun kepentingan bersama.
(b) Meninjau masalah-masalah hubungan social, ekonomi,
dan kebudayaan dalam hubungannya dengan negara-negara peserta.
(c) Mempertimbangkan masalah-masalah mengenai kepentingan
khusus dari bangsa-bangsa Asia-Afrika seperti yang menyangkut kedaulatan
nasional, rasionalisme, dan kolonialisme.
(d) Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta
memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama
internasional.
3. Hasil-Hasil Konferensi
Konferensi Asia-Afrika menghasilkan
beberapa keputusan yang disepakati para peserta sebagai berikut.
(a) Kerja sama ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan
ekonomi, memajukan perdagangan, saling memberikan bantuan teknik, dan
mendirikan bank-bank.
(b) Kerja sama kebudayaan, antara lain memajukan kerja
sama kebudayaan sebagai jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara
bangsa-bangsa Asia-Afrika, memajukan pendidikan dan pengajaran dengan
pertukaran pelajar, pelatih, dan guru.
(c) Masalah hak asasi manusia, yakni menjunjung tinggi
hak-hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam Piagam PBB serta menentang
ras diskriminasi.
(d) Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, yakni
menentang adanya imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair,
Maroko, dan Tunisia.
(e) Masalah-amasalah lain, yakni mengakui hak=hak bangsa
Arab di Palestina dan menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai,
menuntuk kembalinya wilayah Irian Barat (sekarang Papua) kepada Indonesia serta
menuntut hak wilayah Aden bagi Yaman.
(f) Mengusahakan perdamaian dan kerja sama di dunia
dengan cara berikut.
1) Mendesak PBB untuk menerima nagara-negara yang telah
memenuhi persyaratan yakni Kamboja, Sri Lanka, Jepang, Yordania, Laos, Libya,
Nepal, dan Vietnam.
2) Mengusulkan supaya diadakan pelarangan atas
pembuatan, percobaan, dan penggunaan senjata nuklir.
3) Mengusulkan diadakan kerja sama semua negara di
seluruh dunia atas dasar menghormati hak-hak manusia.
(g) Pernyataan mengenai usaha memajukan perdamaian dan
kerja sama di dunia. Selain keputusan KAA di atas, konferensi Asia-Afrika juga
mengajak semua bangsa di dunia untuk hidup bersama dalam perdamaian dan
menjalankan kerja sama dalam suasana persahabatan atas dasar sepuluh prinsip
yang dikenal dengan “Dasasila Bandung” (Bandung
Declaration)
Adapun
isi Dasasila Bandung selengkapnya adalah :
1) Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan
serta asas-asas yang termuat di dalam piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial
semua bangsa.
3) Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan
semua bangsa, besar maupun kecil.
4) Tidak melakukan campur tangan atau intervensi dalam
soalan-soalan dalam negeri negara lain.
5) Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan
diri sendiri secara sendirian mahupun secara kolektif, yang sesuai dengan
Piagam PBB.
6) (a) Tidak menggunakan peraturan-peraturan dan
pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu
negara-negara besar,
(b) Tidak melakukan campur tangan terhadap negara
lain
7) Tidak melakukan tindakan ataupun ancaman agresi
mahupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan
politik suatu negara.
8) Menyelesaikan segala perselisihan internasional
dengan cara damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, atau
penyelesaian masalah hukum , ataupun lain-lain cara damai, menurut pilihan
pihak-pihak yang bersangkutan, yang sesuai dengan Piagam PBB.
9) Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama.
10) Menghormati hukum dan kewajiban–kewajiban
internasional.
4. Pengaruh Konferensi Asia-Afrika
Konferensi Asia-Afrika di tutup
secara resmi pada tanggal 24 April 1955. Para
utusan kembali ke negaranya masing-masing untuk memperjuangkan hasil-hasil
konferensi secara bersama-sama. Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh atau
akibat penting, misalnya :
(a) Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya
peperangan yang bersumber dari persengketaan masalah Taiwan antara RRC dan Amerika
Serikat.
(b) Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai
kemerdekaan semakin meningkat. Hal ini tampak dengan meningkatnya jumlah
negara-negara Asia-Afrika yang merdeka setelah tahun 1955.
(c) Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan
Indonesia, India, Birma, dan Sri Langka mulai diikuti negara-negara lain yang
tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur.
Disamping itu KAA memiliki arti penting karena
merupakan cetusan rasa setia kawan (solidaritas) bangsa-bangsa Asia-Afrika
mengilhami berdirinya Gerakan Non Blok.
5. Peranan Indonesia dalam KAA
(a) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan
Konferensi Pancanegara II yang berlangsung tanggal 28-29 Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat).
Konferensi ini sebagai pendahuluan dari KAA.
(b) Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan
KAA yang berlangsung pada tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat).
Dalam konferensi ini beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan
penting, diantaranya adalah :
Ketua Konferensi :
Mr. Ali Sastroamidjoyo
Sekretaris Jenderal Konferensi : Ruslan Abdulgani
Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Muh. Yamin
Ketua Komite Ekonomi :
Prof. Ir. Roseno
(c) Dalam KAA Indonesia termasuk salah satu penggagas
pertemuan tersebut bersama Mesir dan India
sehingga diadakan untuk yang pertama kalinya di Bandung tahun 1955.
D. ASEAN
ASEAN (Association
of South East Asia Nations), atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara
(PERBARA), merupakan organisasi kerja sama regional negara-negara Asia Tenggara
di bidang ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Meskipun organisasi ini bertekad
mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan Asia Tenggara dari pengaruh asing,
tetapi bukan merupakan organisasi politik. Hal ini dapat dilihat dari latar
belakang berdirinya ASEAN.
Berdirinya ASEAN didorong oleh beberapa factor di
antaranya sebagai berikut.
a) Faktor Intern, yakni setelah berakhirnya Perang Dunia
II lahirlah negara-negara baru di Asia Tenggara. Munculnya negara-negara baru
ini pada umumnya banyak memiliki persamaan masalah, oleh karena itu perlu sikap
dan tindakan bersama untuk mewujudkan stabilitas dan keamanan kawasan ini
melalui ASEAN.
b) Faktor Ekstern, yakni akibat krisis Indocina yang
ditimbulkan oleh gerakan komunis yang berusaha menguasai seluruh Vietnam, Laos,
dan Kamboja (Kampuchea) sebagai negara komunis, maka negara-negara tetangga di
kawasan ini merasa khawatir dan bersepakat menghadapi ancaman ini dengan
membentuk ASEAN.
1. Tujuan ASEAN
Maksud dan tujuan ASEAN seperti yang
tercantum dalam Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 adalah sebagai berikut.
(a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial
serta pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
(b) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
(c) Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling
membantu satu sama lain dalam masalah ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi.
(d) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana
latihan dan penelitian dalam bidang-bidang pendidikan, professional, teknik,
dan administrasi.
(e) Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan
penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditi
internasional, perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan komunikasi serta
peningkatan taraf hidup rakyat.
(f) Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara.
(g) Memelihara kerja sama yang erat dan berguna bagi
organisasi-organisasi internasional dan regional yang ada dan bertujuan serupa.
2. Peranan Indonesia dalam ASEAN
Peranan Indonesia dalam ASEAN sangat besar
diantaranya sebagai berikut.
(a) Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya
ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.
(b) Indonesia berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk
mencari penyelesaian dalam masalah Indocina. Indonesia
berpendapat bahwa penyelesaian Indocina secara keseluruhan dan Vietnam khususnya
sangat penting dalam menciptakan stabilitas di kawasan Asia Tenggara. Pada
tanggal 15-17 Mei 1970 di Jakarta diselenggarakan konferensi untuk membahas
penyelesaian pertikaian Kamboja. Dengan demikian Indonesia telah berusaha
menyumbangkan jasa-jasa baiknya untuk mengurangi ketegangan-ketegangan dan
konflik-konflik bersenjata di Asia Tenggara.
(c) Indonesia sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi
(KTT) Pertama ASEAN yang berlangsung di Denpasar, Bali
pada tangga 23-24 Februari 1976.
(d) Pada tanggal 7 Juni 1976 Indonesia ditunjuk sebagai tempat
kedudukan Sekretariat Tetap ASEAN dan sekaligus ditunjuk sebagai Sekretaris
Jendral Pertama adalah Letjen. H.R. Dharsono yang kemudia digantikan oleh
Umarjadi Njotowijono.
(e) Indonesia menjadi tempat pembuatan pupuk se-ASEAN, tepatnya di
Aceh yang nantinya akan digunakan negara-negara ASEAN, otomatis Indonesia mendapatkan keuntungan dan juga bisa
mengurangi pengangguran di Indonesia.
(f) Mengikuti kerja sama regional seperti ini maka akan
lebih dihormati negara lain, seperti hanya kerja sama regional yang di Eropa
ataupun Timur Tengah, lebih-lebih kalau ASEAN kuar dimata Internasional
(sayangnya di Internasional ASEAN kurang dipandang)
(g) AL-TNI saring melakukan latihan bersama dengan
Singapura sehingga akan membuktikan pada dunia bahwa militer Indonesia masih
kuat, dan Indonesia pun melakukan perjanjian Ekstradisi disemua negara ASEAN,
walaupun agak lama untuk mendekati Singapura.
(h) Pada KTT ASEAN ke-9 tanggal 7-8 Oktober 2003 di Bali, Indonesia
mengusulkan pembentukan komunitas ASEAN (Asean
Community). Komunitas ini mencakup bidang keamanan, sosial – kebudayaan,
dan ekonomi.
(i) Pada tahun 2004 Indonesia menjadi negara yang
memimpin ASEAN. Selama memimpin, Indonesia menyelenggarakan
serangkaian pertemuan. Diantara pertemuan itu adalah pertemuan Tingkat Menteri
ASEAN (Asean Ministerial Meeting),
Forum Kawasan ASEAN (Asean Regional Forum),
Pertemuan Kementrian Kawasan mengenai penanggulangan terorisme, dan beberapa
pertemuan lainnya.
(j)
Menjadi tuan
rumah pertemuan khusus pasca gempa bumi dan tsunami pada Januari 2005.
pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan tindakan-tindakan mengatasi bencana
tsunami pada 26 Desember 2004.
(k) Pada bulan Agustus 2007 diresmikan Asean Forum 2007
di Jakarta.
Forum ini diselenggarakan untuk mendukung terwujudnya Komunitas Asean 2015
diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jadi ASEAN ke-40.
(l)
Pada KTT Asean
ke-19 tanggal 17-19 November 2011 Indonesia kembali menjadi tuan
rumah.
(m) Kesepakatan Kawasan Bebas Senjara Nuklir Asia
Tenggara atau Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar