Teori penawaran dan permintaan biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna.
Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar,
dan tidak satupun di antara mereka memiliki kapasitas untuk memengaruhi
harga barang dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di
kehidupan nyata, asumsi ini ternyata gagal, karena beberapa individu
(baik pembeli maupun penjual) memiliki kemampuan untuk memengaruhi
harga. Seringkali, dibutuhkan analisis yang lebih mendalam untuk
memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu barang.
Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang
sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream economics) tidak berasumsi apriori
bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk organisasi sosial lainnya.
Bahkan, banyak analisis telah dilakukan untuk membahas beragam kasus
yang disebut "kegagalan pasar",
yang mengarah pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau
dari sudut pandang tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang
menguntungkan semua orang untuk digunakan tetapi tidak langsung
menguntungkan mereka untuk membiayainya). Dalam kasus ini, ekonom akan
berusaha untuk mencari kebijakan yang akan menghindari kesia-siaan
langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak langsung oleh
regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma
konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat "pasar yang hilang" untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif. Harus dicatat juga bahwa "kesejahteraan optimal" biasanya memakai norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks,
tidak konsisten dengan norma utilitarian dalam sisi normatif dari
ekonomi yang mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan
masyarakat/publik. Kegagalan pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro)
dibatasi dalam implikasi tanpa mencampurkan kepercayaan para ekonom dan
teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas oleh perorangan biasanya disebut
sebagai hasil dari proses maksimalisasi kepuasan. Penafsiran dari
hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari barang yang
diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan
seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para
konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar